Rabu, 30 Oktober 2019

Sungguh, Setelah Kesulitan Ada Kemudahan



“Barangsiapa hendak melaksanakan haji, hendaklah segera ia lakukan, karena terkadang seseorang itu sakit, binatang (kendaraannya) hilang, dan adanya suatu hajat yang menghalangi.” [HR. Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah, no. 2331]

Allah berikan kami bayi Abdullah dalam keadaan yang sungguh tidak mudah. Dia tumbuh dalam benih rahim saya setelah sebelumnya divonis oleh seorang ustadzah bahwa kandungan saya diganggu oleh makhluk jahat.

Perjalanan saat mengandungnya di tiga bulan pertama diisi dengan kondisi tubuh yang amat tidak bersahabat. Hingga di titik klimaks, sedikit saja saya bergerak di tempat tidur kepala saya langsung puyeng, saat makanan masuk ke mulut seketika itu pula tersembur keluar lagi lewat mulut, dan darah pun mulai ikut saya muntahkan karena saking seringnya muntah.

Pada trimester kedua, ujiannya berganti pada kondisi kesehatan orang tua saya di tanah air yang sedang kritis. Kepalang memutuskan melahirkan di Belanda ditemani suami, dan menerima berita kritis orang tua saat usia kehamilan tidak diperbolehkan lagi menaiki pesawat terbang. Sedih sekali rasanya, tapi Allah pasti selalu punya rahasia-rahasia yang tidak dapat dijangkau oleh manusia. Hanya bisa mendoakan orang tua dari jauh kala itu.

Kehamilan saya ditutup dengan proses lahiran yang tidak kalah dramanya. Rencana melahirkan normal, yang sudah melalui proses pembukaan 10 selama 25 jam, akhirnya malah diganti dengan proses sesar sebab saat sang janin sudah diujung jalan, tiba-tiba dia menghirup pup-nya di dalam rahim. Sebuah awal yang menyakitkan, anak kami positif terkena meconium aspiration syndrome.

Akibat dari itu, dia jadi stress di rahim, lantas kehabisan oksigen karena terlalu lama proses bukaan. Ketika dia pertama kali menampakkan tubuhnya di dunia, dia tidak menunjukkan aktivitas bernapas sebagaimana biasanya bayi lahir. Maka dia diberi 100% bantuan pernapasan dari selang oksigen. Itu terjadi ketika ibunya masih dalam keadaan tidak sadar akibat bius total yang telah menjalar di seluruh tubuh.

Sakit demi sakit, drama demi drama, singkat cerita, lahirlah si bayi mungil dari proses sesar. Dia juga sesungguhnya telah melewati proses lahiran normal sampai tahap bukaan sempurna. Sampai kemudian pada menit-menit terakhir sebelum dia lahir secara normal, keputusan tim medis tiba-tiba mengubah takdir lahirnya. Masya Allah, alhamdulillahi 'ala kulliy hal.
 
Barang-Barang yang Disediakan Menyambut Anak Bayi.
Semuanya Lungsuran dari Teman-teman Perantau di Groningen


Anak Baru, Orang Tua Baru

Di balik setiap luka yang selalunya terasa pahit, Allah selalu punya cara-Nya untuk memulihkan luka yang diderita manusia. Beriring kesusahpayahan seorang hamba, Allah siapkan kisah manis sebagai penawarnya. Dari proses murung kelahirannya di tahun 2017 itu, Allah ganti kesempatan baginya untuk berangkat bersama kedua orang tuanya ke tanah suci, sebagai tamu agung-Nya, satu tahun setelah kelahirannya.

Tidak harus menunggu usianya mencapai baligh. Tidak harus mengantri sekian tahun sebagaimana masyarakat Indonesia pada umumnya. Tidak harus berpayah-payah menabung sekian lama untuk disetor sebagai dana haji. Masya Allah…

Allah baik sekali sama kamu, Nak. Tak terkira baik-Nya :’)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar