Beberapa
hari lalu, saya menerima surel dari Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen
Pendidik (IAI KAPd) Jawa Timur. Masih tentang artikel saya yang akhir bulan
lalu saya presentasikan di Jember dalam acara Konfrensi Regional Akuntansi
(KRA) III. Mereka meminta (lagi) kesediaan saya untuk mengirim artikel yang
sama ke perhelatan, yang katanya besar, di Simposium Nasional Akuntansi (SNA)
XIX di Lampung. Padahal, sebelumnya saya sudah mengirim surat ketidaksediaan
untuk mengikuti acara tersebut. Mungkin panitia lelah, jadi surat saya
sebelumnya tidak dibaca.
Awalnya,
saya sempat girang mendapat surat dari panitia bahwa artikel yang sama akan
diwadahi untuk diikutkan ke SNA. Berdasarkan surat dari panitia, KRA menjadi
sarana peningkatan kualitas paper Pra
SNA. Artikel yang diterima untuk dipresentasikan di KRA sendiri, ada 172 dari
363 artikel yang masuk ke panitia KRA III.
Oh ya,
saya belum pernah mengikuti perhelatan SNA selama ini, mulai sejak menyandang
status sebagai mahasiswa akuntansi yang unyu-unyu
sampai akhirnya jadi dosen akuntansi yang sudah gampang lelah. Tahun lalu dan
dua tahun lalu, sempat tebersit keinginan untuk ikut, tapi saya tidak mengirim
artikel dan memang tidak menulis artikel. Tahun ini, setelah merampungkan
artikel dan kebetulan ada permintaan untuk KRA, jadi saya kirim saja. Eh
tahu-tahunya diminta ke SNA juga. Tapi, tetap saja, kemungkinan besar saya
tidak ikut SNA Agustus mendatang. Loh?
Saya
menulis artikel tersebut bersama dosen Undip, yang adalah dosen pembimbing S2
saya, Pak Anis. Meski sebenarnya, seluruh draf pertama artikel tersebut
dikerjakan oleh saya, namun Pak Anis mereview dan menambahkurangkan isi artikel
tersebut. Kalau tidak ada bantuan Pak Anis, saya mungkin masih menyimpan
artikel tersebut di folder laptop dan tidak mengirimnya ke mana-mana. Karena
itu, sebelum membalas surat panitia, saya menyampaikannya ke Pak Anis, dan
seperti yang sudah saya curigai, Pak Anis tidak sepakat untuk mengikutkan
artikel yang sama di dua konfrensi yang berbeda. “Tidak etis, Mba Andis”, kata Pak Anis.
Awalnya,
seperti yang saya tulis sebelumnya, saya curiga Pak Anis tidak bersedia. Tahun
lalu, pada perhelatan KRA II, ada salah satu pemakalah yang bahkan menggugat
panitia karena mengirimkan artikelnya ke SNA. Saya jadi penonton saja, waktu di
media sosial Facebook, dosen-dosen
akuntansi memperdebatkan etis tidaknya mengirim artikel yang sama ke dua
konfrensi yang berbeda (meskipun dengan perubahan artikel dari saran dan
masukan saat konfrensi pertama). Saya sendiri belum membaca ketentuan-ketentuan
terkait hal ini, juga tidak tahu menahu soal peraturan mempresentasikan artikel
dua kali di tempat yang berbeda. Cuma di pikiran saya, kalau dipresentasikan
dua kali, artinya ide atau gagasan lebih tersebar luas dan dengan demikian akan
lebih baik bagi artikel kita karena mendapat masukan di dua tempat berbeda yang
kemungkinan besar pesertanya juga berbeda.
Jadi
kenapa akhirnya saya malah manut sama
Pak Anis? Tentu saja karena pengalamannya di dunia riset akuntansi jauh lebih
banyak daripada saya. Istilahnya, aku mah
apa atuh!
Lagi
pula, saya sendiri boleh dibilang tidak ngototan. Woles aja gitu. Apa sih yang saya cari? Kum? Jelas tidak. Saya
sedang dan untuk beberapa waktu ke depan tidak berminat dan tidak peduli dengan
kum dan kenaikan jabatan serta hal-hal lain yang terkait. Salah satu alasan terbesar
ikut KRA juga untuk dapat pengakuan ilmiah kalau karangan saya itu dikerjakan
sesuai metodologi penelitian yang benar. Mendapat legalitas bahwa tulisan saya
bukan karya abal-abal. Yah, apa boleh buat, saya hidup di dunia profesi yang
keilmiahan tulisan diakui dari publikasi jurnal dan konfrensi di sana-sini.
Karena sudah saya presentasikan di KRA, ya jadinya sudah ilmiah dong? Itu
sajalah!
KRA
sebagai ‘alat’ memvalidasi tulisan, biar nanti yang baca yakin kalau saya tidak
sedang ngawur. Jadi kalau saya
menulis, ya menulis. Untuk berbagi pemikiran dan pengalaman yang saya anggap
baik. Mugi-mugi ada manfaatnya. Nah,
soal saya yang tidak ikut SNA, santai saja. Capek juga keluar kota melulu,
apalagi kalau sendirian!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar