Dalam
waktu yang berdekatan, setelah ketabahan saya dalam membaca diuji betul lewat novel Orhan Pamuk, tibalah saya pada 1984
milik George Orwell. Novel ini juga menguji ketabahan, tapi kali ini bukan
pada proses membacanya, namun lebih pada kejiwaan saya menikmati intensitas karakter
dan konflik yang diciptakan Orwell. Kemampuan Orwell menghidupkan karakter dari
para tokohnya, juga konflik yang naik turun, ulala, bikin saya sering mengelus-elus dada.
Alkisah,
seorang laki-laki yang hidup di negara yang pikirannya ditentukan oleh negara,
bahkan untuk mencintai juga dilarang oleh pemerintah termasuk merasakan
nikmatnya bersetubuh bagi pasangan suami istri. Jika negara mengizinkan untuk
melakukan hubungan senggama, semata-mata itu hanya untuk menciptkan pasukan
baru bagi pemerintah. Ruang seprivasi kamar suami-istri diatur oleh negara.
Mencintai,
berempati, bersahabat, dan segala jenis perasaan adalah salah satu bagian dari
kemanusiaan, dan para warga tidak boleh meresapi nilai-nilai kemanusiaannya.
Kapan para warga melakukannya, ini akan berbahaya bagi pemerintah. Kondisi
ketidakadilan dan kesemrawutan yang menginjak-injak nilai kemanusiaan tidak
boleh disadari oleh warga, dengan begitu mereka tidak akan menuntut pemerintah.
Semakin
ke sini, saya semakin merasa seupil-upil. Semakin sering gemes saat sementara
baca buku. Semakin sering bertanya, “haduh, saya ke mana saja selama ini? Kok
bacaan sekeren ini baru baca sekarang?”. Di sisi lain, bacaan yang saya ambil
dari rak buku juga semakin pilih-pilih. Membaca tulisan Orwell mengajak saya
untuk tidak pernah merasa besar sembari senantiasa meningkatkan kualitas diri
sebagai pembaca. Saya kira saya butuh itu, dan akhirnya, saya harus lebih
banyak membaca lagi. Tapi sebelum itu, beberapa urusan kesehatan yang
akhir-akhir ini menyita waktu saya, perlu untuk diselesaikan. Kalau tidak salah, dalam wawancara terhadap Eka Kurniawan, dia mengutip nasehat Orwell : syarat utama menjadi penulis [dan otomatis juga pembaca]
adalah kamu harus sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar