Guru adalah seorang pembelajar juga.
Menjadi
seorang tenaga pendidik, kata suami saya dalam bukunya ‘Universitas Kehidupan’
(2015), adalah memilih jalan pedang. Dosen misalnya, dituntut untuk terus
berusaha memantaskan diri. Tidak pernah berhenti belajar, termasuk dari para
anak didiknya sendiri. Karena kata Paulo Freire, jika seorang pendidik
menguasai kelas dan merasa selalu benar, maka dia telah menjadi penindas baru di
dalam kelasnya.
Berada
di dua kelas yang saya asuh saat ini, membuat saya belajar jauh lebih banyak
dari apa yang saya bayangkan. Mereka, para mahasiswa saya, adalah anak-anak muda
yang bagi sebagian orang adalah mahasiswa yang dipertanyakan kesungguhannya dalam
belajar. Mungkin ya, kadang kita tebersit “apa sebenarnya niat mereka kuliah sih?”. Hanya karena mereka kuliah di
universitas swasta, maka kita menjadi berhak memandang mereka marginal. Mereka hanya kumpulan mahasiswa
sisa yang tidak diterima di universitas negeri. Memangnya, sepintar apa sih kita ini?
Tapi
kenapa kita tidak melihat dari perspektif lain? Jika sebagai seorang pengajar atau
pendidik, kita hanya bersedia mengajar mahasiswa ‘pintar’, lalu siapa yang
ingin mengajar mahasiswa yang kita anggap ‘bodoh’ itu? Tapi benarkah ada
mahasiswa bodoh? Kenapa tidak kita kembalikan ke diri kita, bahwa barangkali
justru kita yang gagal dalam mengajar, sehingga para siswa tidak
bersemangat belajar dan akhirnya terlihat bodoh.
Ketimbang
menyesali ‘kebodohan’ yang kita maksud itu, bagaimana kalau kita menggandeng
tangan mereka untuk sama-sama belajar? Tapi hey,
bukankah memang itu tugas kita sebagai pendidik?
Sumber : Dokumen Pribadi (Edit) |
Sumber : Dokumen Pribadi (Edit) |
Kurang
lebih tujuh pekan berproses bersama lebih dari 50 mahasiswa di dua kelas yang saya
asuh, membuat saya menikmati proses yang kami jalani bersama. Saya belajar
kesungguhan belajar dari mereka, belajar tidak putus asa seberapa tertinggal
pun kami. Saya menikmati perubahan mereka yang tadinya tidak mau menyentuh buku
menjadi mahasiswa yang bisa menceritakan buku apa yang dibacanya terakhir di
dalam kelas. Saya bahagia menemukan seorang mahasiswa yang tampak ogah masuk kelas,
berubah menjadi mahasiswa yang saat presentasi bisa berkata, “silakan bertanya
teman-teman, tidak apa kalau tidak mengerti. Kita sama-sama belajar.”
Mohon
doanya, semoga saya selalu mau belajar dari siapa saja, dan mau terus
memperbaiki diri untuk menjadi pantas. Masih jauh dari pantas, tapi semoga dari
sanalah saya terpacu untuk selalu mau belajar.
Setiap hari adalah hari guru, sebab setiap hari kita harus selalu belajar.
wih, hormat saya bu dosen :)
BalasHapus