Ada
orang yang memilih keheningan untuk menemukan kebahagiaannya. Ada pula yang
dengan menjadi ‘orang asing’, dia bisa lebih damai dan tenteram. Beberapa buku
yang saya baca akhir-akhir ini adalah tentang orang seperti itu. “Aku” dalam ‘The Stranger’-nya Camus dan seperti
sudah saya ulas sebelumnya, Esther dalam ‘The
Bell Jar’-nya Sylvia Plath. Mereka adalah orang-orang yang terasing.
***
Sudah beberapa
pekan saya menutup Twitter saya, setelah sebelumnya berhasil
menutup BBM, line dan WA juga. Saya
memutuskan, untuk waktu yang tidak ditentukan, tidak lagi menggunakan teknologi
komunikasi jarak jauh selain FB, telepon, sms, dan surat elektronik. Jujur
saja, apa yang dikatakan Eka Kurniawan, begitu menancap di otak saya. Seharusnya
saya bisa membaca dan menulis lebih banyak, kalau saja saya tidak menghabiskan
waktu luang saya yang melimpah untuk memelototi gadget dan laptop, mengkepoi
aktivitas teman-teman di media sosial.
Kadang saya jengkel dengan teman media sosial yang mengomentari berita ini dan itu dengan logika yang cacat. Saya
jengkel dengan pembelaan seseorang yang mengatasnamakan agama untuk menuduh
suatu kelompok salah, dan pendapatnya yang paling benar. Kenapa sih orang-orang ini tidak mau belajar dan membaca buku lebih banyak? Saya jengkel dengan orang-orang yang meluapkan kemarahannya di dunia maya. Dan
tololnya saya, kenapa juga sih saya harus
jengkel dengan semua itu?
Akhirnya,
saya benar-benar ingin berhenti dengan ketololan itu. Ketimbang menjalin hubungan
silaturahim (yang menjadi alasan saya pernah mengaktifkan berbagai media
sosial) yang artifisial dan simulakrum di media sosial, saya akan meluangkan
waktu mengirimi pesan pendek kepada orang-orang terdekat saja, atau menelepon
mereka. Ketimbang menuntut orang-orang untuk belajar, saya yang akan memilih untuk melakukannya. Saya pikir, tidak ada orang yang suka dituntut ini dan itu, maka
saya hanya akan menuntut diri sendiri saja untuk belajar.
Kalau
saya hidup di dunia orang-orang yang mudah berkomentar sana-sini maka saya akan
menjauh dari dunia itu, dan memilih untuk hening. Mungkin dalam hening, saya
bisa belajar lebih banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar