Minggu, 24 Mei 2015

Kalau yang Lain Sibuk Berkomentar, Saya Akan Sibuk Belajar


Ada orang yang memilih keheningan untuk menemukan kebahagiaannya. Ada pula yang dengan menjadi ‘orang asing’, dia bisa lebih damai dan tenteram. Beberapa buku yang saya baca akhir-akhir ini adalah tentang orang seperti itu. “Aku” dalam ‘The Stranger’-nya Camus dan seperti sudah saya ulas sebelumnya, Esther dalam ‘The Bell Jar’-nya Sylvia Plath. Mereka adalah orang-orang yang terasing.

***

Sudah beberapa pekan saya menutup Twitter saya, setelah sebelumnya berhasil menutup BBM, line dan WA juga. Saya memutuskan, untuk waktu yang tidak ditentukan, tidak lagi menggunakan teknologi komunikasi jarak jauh selain FB, telepon, sms, dan surat elektronik. Jujur saja, apa yang dikatakan Eka Kurniawan, begitu menancap di otak saya. Seharusnya saya bisa membaca dan menulis lebih banyak, kalau saja saya tidak menghabiskan waktu luang saya yang melimpah untuk memelototi gadget dan laptop, mengkepoi aktivitas teman-teman di media sosial.

Kadang saya jengkel dengan teman media sosial yang mengomentari berita ini dan itu dengan logika yang cacat. Saya jengkel dengan pembelaan seseorang yang mengatasnamakan agama untuk menuduh suatu kelompok salah, dan pendapatnya yang paling benar. Kenapa sih orang-orang ini tidak mau belajar dan membaca buku lebih banyak? Saya jengkel dengan orang-orang yang meluapkan kemarahannya di dunia maya. Dan tololnya saya, kenapa juga sih saya harus jengkel dengan semua itu?

Akhirnya, saya benar-benar ingin berhenti dengan ketololan itu. Ketimbang menjalin hubungan silaturahim (yang menjadi alasan saya pernah mengaktifkan berbagai media sosial) yang artifisial dan simulakrum di media sosial, saya akan meluangkan waktu mengirimi pesan pendek kepada orang-orang terdekat saja, atau menelepon mereka. Ketimbang menuntut orang-orang untuk belajar, saya yang akan memilih untuk melakukannya. Saya pikir, tidak ada orang yang suka dituntut ini dan itu, maka saya hanya akan menuntut diri sendiri saja untuk belajar.


Kalau saya hidup di dunia orang-orang yang mudah berkomentar sana-sini maka saya akan menjauh dari dunia itu, dan memilih untuk hening. Mungkin dalam hening, saya bisa belajar lebih banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar