Selasa, 26 Mei 2015

Apa Maunya Umar Kayam?


Saya baru saja membaca cerpen Umar Kayam, ‘Seribu Kunang-kunang di Manhattan’. Di buku kumcernya dengan judul yang sama ini, terdapat sepuluh cerpen yang dengan membaca judul-judulnya saja, kita bisa tahu kalau isinya tentang pengalaman hidup orang Indonesia saat bersentuhan dengan hal-hal yang berasal dari luar negeri. Coba tengok misalnya, ‘Kimono Buat Istri’, ‘Musim Gugur Kembali di Connecticut’, ‘Chief Sitting Bull’, dan tentu saja cerpen pertama di sana, ‘Seribu Kunang-kunang di Manhattan’. Mungkinkah ini karena penulisnya pernah tinggal di luar negeri saat menempuh studi magister dan doktornya di luar negeri? Entahlah.

Hal yang paling menonjol dari cerpen ‘Seribu Kunang-kunang di Manhattan’ itu, saya kira, adalah suasana ceritanya yang begitu terasa. Caranya mendeskripsikan lampu-lampu menara di Manhattan yang dibayangkannya seperti kunang-kunang di desanya, baik lewat narasi, pun dalam bentuk obrolan tokoh, mampu membuat saya membayangkan suasana yang dialami oleh tokoh. Atau setidaknya, penulisnya telah berhasil memasukkan sebuah gambaran di kepala saya tentang apa yang dibayangkan oleh si tokoh.


Hal yang cukup mengganggu bagi saya hanya pada inti cerita. Bagi pembaca seperti saya yang masih mencari-cari jawaban “cerita ini maksudnya apa?”, “kesimpulannya apa”, atau “mau kasih pesan apa sih ini si penulis?”, karya seperti ini terasa ‘aneh’. Namun, setelah membaca beberapa komentar positif tentang jejak karya Umar Kamam dan mengetahui bahwa ‘Seribu Kunang-kunang di Manhattan’ merupakan cerpen terbaik pilihan majalah Horison tahun 1968, tidak ada alasan yang lebih baik yang bisa saya temukan kecuali menyadari ketidakmampuan saya menangkap pesan di balik cerpen Umar Kayam itu. Konsekuensinya, saya merasa gagal menjadi pembaca yang baik, lagi dan lagi. Tapi tak apa. Sebab untuk belajar banyak, saya pikir, saya butuh perasaan semacam itu. Dan mungkin memang demikianlah adanya karya yang baik, membuat pembacanya mau belajar lagi dan lagi juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar