Hari
ini, saya berhasil menamatkan dua buku, meski pun salah satunya sudah saya baca
sejak sepekan sebelumnya. Satu buku pertama−yang saya maksud sebagai buku yang
membutuhkan waktu sepekan untuk membacanya−berhasil membuat kepala saya
migrain, pandangan berputar-putar, dan mual-mual seharian ini. Buku itu
diterbitkan pada tahun yang sama dengan kelahiran saya, walhasil ejaannya masih
menggunakan ejaan lama. Saya benar-benar kesulitan membacanya, dan untungnya
bersikukuh untuk tetap membacanya, untuk meneguk banyak pengetahuan darinya.
Isi buku tersebut tentang sejarah
lahirnya ilmu pengetahuan yang dimulai dari seorang pemikir bernama Thales−yang
menganggap alam semesta ini bermula dan berakhir dari air−dan berakhir dengan
penjelasan tentang perkembangan pengetahuan di tangan para pemikir muslim
seperti Ar-Razi, Al Kindi, dan seterusnya.
Lepas
mengembalikan buku tersebut kepada pengelola perpustakaan tempat saya meminjam
buku itu, saya berpindah ke ruang fiksi, dan mengambil novel karya Hamsad
Rangkuti. Masih ada tiga jam sebelum perpustakaan ditutup, dan saya berharap
bisa menyelesaikan novel sastrawan Indonesia era 70-an tersebut, tanpa harus
meminjam dan membawanya pulang. Dua jam berlalu, saya berhasil sampai di bagian
ketujuh novel (total ada enam belas bagian). Saya menyerah. Saya membawanya
pulang, dan bertekad menyelesaikannya di kamar kos saja.
Meski
masih dalam keadaan pusing dan mual, saya melanjutkan membaca novel yang memenangkan
Sayembara Dewan Kesenian Jakarta (1981) tersebut. Sebelum pukul delapan malam,
novel itu telah saya tamatkan dengan perasaan bahagia sebagai seorang pembaca
tentu saja.
Kira-kira
dua bulan sudah aktivitas membaca saya menurun drastis. Saya disibukkan dengan
persiapan pernikahan saya dan kakak saya, belum lagi dengan persiapan ujian
tesis untuk perampungan studi saya. Keduanya tentu saja aktivitas yang
membahagiakan, dan kalau mau jujur sifat malaslah yang sebenarnya membuat saya
kurang membaca, dan akhirnya mengkambinghitamkan pernikahan dan ujian tesis
saya sendiri. Oh ya, suami saya juga melakukan persiapan pernikahan yang tak
kalah sibuknya, bahkan dua hari menjelang pernikahan, dia masih sibuk di luar
kota, menyiapkan berkas keberangkatannya untuk berangkat sekolah lagi. Tapi toh
dia tetap berhasil menamatkan tiga jilid buku autobiografi Hatta, beberapa buku
pra-nikah, dan beberapa buku sejarah. Berarti diri saya lah yang memang bermasalah.
Belum bisa mengatur diri untuk menjaga rutinitas membaca saya dengan baik. Hal
yang menyedihkannya adalah, saat saya melihat daftar bacaan yang berhasil saya
tuntaskan sepanjang dua bulan lalu pada catatan pribadi saya, hanya ada dua
buku bacaan baru yang berhasil saya tamatkan secara utuh. Artinya, satu bulan
hanya berhasil menamatkan masing-masing satu buku. Padahal, dalam tahun ini,
saya pernah sanggup menamatkan delapan buku dalam satu bulan. Sebenarnya tidak
benar-benar dua buku juga sih, sebab
saya nyatanya membaca beberapa buku-buku lain pada dua bulan lalu itu, hanya
saja terbaca sepotong-sepotong dan ada beberapa buku yang saya baca kembali
karena menarik dan atau karena saya memang butuh dan ingin membacanya kembali.
Jadi,
mengetahui bahwa hari ini saya berhasil menamatkan dua buku, tentu saja membuat
saya bahagia. Saya selalu ingat kata guru Biologi saya di SMA, yang belakangan
baru saya tahu dirujuk dari pernyataan Einstein kalau tidak salah, bahwa benda
yang terbiasa tidak difungsikan, lama-kelamaan akan semakin berkurang
fungsinya. Sama seperti manusia, badan yang terbiasa tidak bekerja, akan
semakin berkurang fungsinya. Itulah barangkali sebabnya, seseorang yang sudah
terbiasa dipenuhi rutinitas, akan merasa aneh jika tidak ada pekerjaan yang
bisa dia kerjakan. Dia selalu sibuk mencari pekerjaan pada akhirnya. Barangkali
itulah yang terjadi dengan otak saya. Sebulan kurang membaca, membuat saya
lama-kelamaan semakin jauh dari kebiasaan membaca.
Lanjut
guru saya, kebiasaan harus dilawan dengan kebiasaan. Kebiasaan malas harus
dilawan dengan kebiasaan rajin. Sebulan lalu tanpa kebiasaan membaca, harus
dilawan dengan mengembalikan kebiasaan membaca kembali, paling tidak satu buku
sepekan. Dan yah, sekali lagi, itulah kenapa saya cukup puas bisa menamatkan
dua buku hari ini. Great for my self!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar